Berbagai Pendekatan Dalam Ilmu Politik

 ·         Pendekatan Legal/Institusional

Pendekatan institusional lebih sering bersifat normative dengan mengasumsikan norma-norma demokrasi barat. Menurut penglihatan ini, negara ditafsirkan sebagai suatu badan dari norma-norma konstitusional yang formal. Sementara itu, di Amerika Serikat mulai mengemukakan suatu pandangan yang lebih melihat politik sebagai kegiatan atau proses. Bagi mereka esensi politik adalah kekuasaan, terutama kekuasaan untuk menentukan kebijakan politik.

·         Pendekatan Perilaku

Salah satu pemikiran pokok dari Pendekatan Perilaku adalah bahwa tidak ada gunanya membahas lembaga-lembaga formal, karena pembahasan seperti itu tidak dapat memberi informasi mengenai proses politik yang sebenarnya. Pendekatan Perilaku menampilkan suatu ciri khas yang revolusioner yaitu suatu orientasi kuat untuk lebih mengilmiahkan ilmu politik, dan pandangan bahwa masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem sosial, negara sebagai suatu sistem politik yang menjadi subsistem dari sistem sosial.

·         Kritik Terhadap Pendekatan Perilaku

Para sarjana tradisionalisis menyerang Pendekatan Perilaku dengan argumentasi bahwa pendekatan itu terlalu steril karena menolak masuknya nilai-nilai dan norma-norma dalam penelitian politik. Juga dilontarkan kritik bahwa pendekatan perilaku tidak mempunyai relevansi dengan realitas politik dan terlalu banyak memusatkan perhatian pada masalah yang kurang penting. Kritik juga tumbuh di kalangan behavioralis sendiri. Yang mencapai puncaknya ketika perang Vietnam berlangsung. Kecaman revolusi pasca-Perilaku timbul karena banyaknya masalah yang meresahkan masyarakat.

·         Pendekatan Neo-Marxis

Kalangan Neo-Marxsis adalah cendekiawan yang berasal dari kalangan “borjuis”. Pada tahun 1960-an Eropa Barat dan Amerika mulai dilanda konflik sosial, ekonomi, dan rasial sehingga membangkitkan keresahan yang luas. Sebagai reaksi banyak cendekiawan mencari jalan keluar. Di satu pihak mereka menolak kapitalisme dengan kesenjangan-kesenjangan sosial dan ekonominya, tapi di pihak lain mereka juga menolak komunisme dengan represi dan konformitasnya. Salah satu kelemahan yang melekat pada golongan Neo-Marxsis adalah bahwa mereka mempelajari marx dalam keadaan dunia yang sudah banyak berubah.

·         Teori Ketergantungan (Dependency Theory)

Kalangan ini juga berada dalam rangka teori-teri kiri, yang dikenal sebagai Teori Ketergantungan adalah kelompok yang mengkhususkan  penelitiannya pada hubungan antara negara Dunia Pertama dan negara Dunia Ketiga. Bertolak dari konsep Lenin mengenai imperealisme, kelompok ini berpendapat bahwa imperealisme masih hidup, tetapi dalam bentuk lain yaitu dominasi ekonomi dari negara-negara kaya terhadap negara-negara yang kurang maju. Pembangunan yang dilakukan Negara-negara yang kurang maju, atau Dunia Ketiga, hampir selalu berkaitan erat dengan kepentingan pihak barat.

·         Pendekatan Pilihan rasional (Rational Choice)

Pendekatan ini menimbulkan kejutan karena mencanangkan bahwa mereka telah meningkatkan ilmu politik menjadi suatu ilmu yang benar-benar science. Dikatakan bahwa Manusia Politik  sudah menuju Manusia Ekonomi karena melihat adanya kaitan erat antara faktor pilitik dan ekonomi, terutama dalam penentuan kebijakan publik.inti dari politik menurut mereka adalah individu sebagai aktor terpenting dalam dunia politik. Sebagai makhluk rasional ia selalu mempunyai tujuan yang mencerminkan kepentingan diri sendiri. Pelaku Rational Action ini pada dasarnya egois dan segala tindakannya berdasarkan kecenderungan ini. Mereka selalu mencari cara yang efisien untuk mencapai tujuannya. Optimalisasi kepentingan dan efisiensi merupakan inti dari teori Rational Choice. Mazhab ini sangat ditentang oleh para penganut Structural-Functionalism karena dianggap tidak memerhatikan kenyataan bahwa manusia dalam perilaku politiknya sering tidak rasional, bahwa manusia sering tidak mempunyai skala preferensi yang tegas dan stabil, bahwa ada pertimbangan lain yang turut menentukan sikapnya. Tindakan manusia terinspirasi oleh apa yang baik dan apa yang mungkin.

·         Pendekatan Institusionalisme Baru

Institusionalisme Baru mempunyai banyak aspek dan variasi. Pendekatan Institusionalisme baru menjelaskan bagaimana organisasi institusi itu, apa tanggung jawab dari setiap peran dan bagaimana peran institusi berinteraksi. Ada semacam konsensus bahwa inti dari institusi politik adalah rules of the game (aturan main). Tapi dapat dikatakan bahwa suatu institusi adalah organisasi yang tertata melalui pola perilaku yang diatur oleh peraturan yang telah diterima sebagai standar. Institusi-institusi memengaruhi dan menentukan cara para actor memperoleh tujuannya. Institusi mempunyai kekuasaan yang sedikit banyak otonom dan para aktor yang ingin mengubah institusi tertentu akan mempertimbangkan akibat-akibat yang sering tidak dapat diramalkan. Bagi penganut institusionalisme baru, pokok masalahnya ialah bagaimana membentuk institusi yang dapat menghimpun secara efektif sebanyak mungkin preferensi dari pada aktor untuk menentukan kepentingan kolektif. Perbedaannya dengan institusionalisme lama ialah perhatian intitusionalisme baru lebih tertuju pada analisis Ekonomi, kebijakan fiskal dan moneter, pasar dan globalisasi ketimbang pada masalah konstitusi yuridis.

Komentar

  1. saya sudah baca artikel yang mbak posting, tapi menurut saya ada pendekatan yang kurang deh, mungkin saya bsa kasih saran referensi http://www.jurnaliscun.net/2016/04/berbagai-pendekatan-dalam-ilmu-politik.html

    BalasHapus
  2. terimakasih artikelnya, izin kopas ya mbak..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer