Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan


A. Pengertian Ilmu Pengetahuan

Secara umum ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan itu selalu dapat diperiksa dan ditelaah, dan dikontrol dengan kritis oleh setiap orang lain yang mengetahuinya. Menurut Soerjono Soekanto (1990 : 6), pengetahuan adalah kesan di dalam fikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstitions) dan penerangan – penerangan yang keliru (misinformations). Pengetahuan berbeda dengan buah pikiran (ideas), karena tidak semua buah fikiran merupakan pengetahuan. Karena hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan pengetahuan. Ilmu pengetahuan harus dapat dikemukakan, harus diketahui umum, sehingga dapat diperiksa dan dikontrol oleh orang lain atau umum. Karena ilmu pengetahuan dapat dikontrol oleh umum, maka ilmu pengetahuan selalu berkembang.

B. Ilmu-ilmu sosial dan Sosiologi

Ilmu-ilmu sosial adalah ilmu-ilmu yang mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai obyek yang dipelajarinya. Kriteria dari suatu ilmu meliputi :
  1. Merinci ilmu sosial secara konkrit.
  2. Merinci sebab khusus dengan variable tergantung.
  3. Membuat keteraturan logika yang akan menghasilkan hipotesa.
  4. Pengetahuan tentang metode dan teknik penelitian.

Secara singkat dapat dikemukakan bahwa sosiologi mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan antara orang-orang dalam masyarakat tadi.
Manfaat ilmu-ilmu sosial dan hubungan antara ilmu-ilmu sosial dengan sosiologi yaitu :
  1. Adanya suatu terminologi umum yang menyeragamkan pelbagai disiplin prilaku.
  2. Suatu teknik penelitian terhadap organisasi yang besar dan kompleks.
  3. Suatu pendekatan sintesis yang meniadakan analisis fragmentasi yang besar dan kompleks.
  4. Sudut pandang yang memungkinkan analisis terhadap masalah-masalah sosiologi dasar.
  5. Penelitian yang lebih banyak tertuju pada hubungan dari bagian–bagian, dengan tekanan pada proses dan kemungkinan terjadinya perubahan.


C. Definisi Sosiologi dan Hakekatnya

Jhon Locke dalam teorinya menafsirkan bahwa sosiologi itu merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk kekuasaan dan paradoksinya dengan berbagai hak dan harapan manusia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Menurut J.J Rousseau dalam bukunya Du Contract Social menjelaskan bahwa sebenarnya manusia itu dilahirkan merdeka dan berhak untuk melaksanakan kemerdekaannya di dalam batas-batas yang telah ditentukan secara kodrat. Maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai obyek studi masyarakat.

D. Obyek Sosiologi

Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, obyek sosiologi adalah masyarakat yang silihat dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Dari definisi-definisi yang telah diungkapkan pada dasarnya mencakup beberapa unsur yaitu :
  1. Manusia yang hidup bersama.
  2. Bercampur untuk watu yang cukup lama.
  3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
  4. Mereka merupakan suatu system hidup bersama.

E. Metode-metode dalam Sosiologi

Pada dasarnya terdapat dua jenis cara kerja atau metode yaitu kualitatif dan kuantitatif.

Kelompok Metode kualitatif antara lain :
  1. Metode histories (menggunakan analisis peristiwa).
  2. metode komparatif (mementingkan perbandingan masyarakat dengan bidangnya).
  3. metode kombinasi (histories-komparatif).
  4. metode case study (penelaahan persoalan secara khusus).

Metode kuantitatif terdiri dari beberapa jenis antara lain :
  1. Metode statistic yang bertujuan menelaah gejala-gejala social secara matematis.
  2. sosiometry yaitu himpunan konsep-konsep dan metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan antara manusia dalam masyarakat secara kuantitatif.

Komentar

Postingan Populer