Teori-teori Kelas
Teori-Teori Kelas : Dari Elit
Pluralis ke Kelas Penguasa dan Massa Ronald H. Chilcote
“The state is based on this contradiction. It
is based on the contradiction between public and private life, between
universal and particular interests. For this reason, the state must confine
itself to formal, negative activities “- Marx, Critical Notes on the Article
‘The King of Prussia and Social Reform. By a Prussian’ (1844)
Berbicara mengenai teori-teori kelas, maka kita tidak akan terlepas dari Karl
Marx dan Max Weber. Karl Marx, meskipun tidak sepenuhnya mengembangkan sebuah
teori kelas, ia menggunakan kelas untuk menggambarkan dan menganalisis
hubungan-hubungan produksi yang diasosiasikan dengan berbagai zaman sejarah dan
mode-mode produksi. Secara umum ia merujukmpada tiga kelas besar, yaitu pemilik
tanah, kapitalis industri, dan para pekerja. Inti analisisnya adalah fokus yang
tidak hanya apda kelas penguasa, namun juga kelas-kelas penguasa dan
kelas-kelas yang dikuasai dalam konflik dan perjuangan yang dibangkitkan oleh
penguasaan dominan satu kelas secara material atas produksi dan secara intelektual
atas gagasan-gagasan, yang kemudian menghasilkan sebuah eksploitasi kelas
tertindas. Sedangkan Weber berpendapat bahwa kelompok-kelompok status maupun
kelas-kelas mempengaruhi kontrol komunitas. Dengan perubahan-perubahan yang
terjadi di pasar, kelompok-kelompok status dalam kelas tersusun ulang sehingga
kelompok yang lebih rendah mungkin terangkat ke kelas yang lebih tinggi,
sementara yang lain mungkin turun peringkatnya. Bakat dan inisiatif individu
dapat membawa perubahan-perubahan posisi individu dan kelompok dalam
masyarakat. Weber melihat kelas sebagai kondisi yang ideal, bukannya
konsekuensi kekuatan dan hubungan produksi.
Jalur-jalur teori kelas ini diantaranya pluralisme, instrumentalisme,
strukturalisme, kritikalisme, dan statisme dan perjuangan kelas. Pluralisme
berpegangan bahwa demokrasi didalilkan pada keragaman kepentingan dan
penyebaran kekuasaan. Di satu sisi John Locke dan Jeremy Bentham menekankan hak
milik individual dan inisiatif pribadi. Di sisi lain, James Madison membayangkan
kepentingan-kepentingan yang bersaing dalam perjuangan mendapatkan kekuasaan.
Posisi pemikir pluralisme terbagi menjadi beberapa pokok bahasan. Pertama,
sering disebut teori demokrasi elitis, membedakan para penguasa dengan yang
dikuasai namun menekankan perubahan-perubahan keanggotaan elit setiap saat.
Posisi lain menguji pluralisme sebagai praktek fundamental dalam masyarakat
pluralistik Barat. Posisi ketiga, pluralisme terkadang dihubungkan dengan
jalur-jalur pemikiran sosialis tertentu.
Instrumentalisme berasumsi bahwa negara dikontrol oleh dan melayani
kepentingan-kepentingan kelas kapitalis. Kebanyakan teori instrumentalis
mengesampingkan dalil-dalil Marxis, namun Ralph Miliband mengambil satu
pendirian Marxis. Menurutnya, kelas penguasa kapitalis menjalankan kekuasaan
dengan menggunakan negara sebagai instrumennya untuk mendominasi masyarakat.
Pandangannya ditarik dari Communist Mainfesto yang mana Marx dan Engels
menegaskan bahwa negara modern tidak lain adalah sebuah komite yang mengelola
urusan-urusan umum seluruh kaum borjuis.
Teori strukturalisme dan struktur kekuasaan secara substansial berbeda.
Bukannya menjadi subjek manipulasi borjuis penguasa di bawah kapitalisme,
negara mungkin beroperasi dalam cara yang ditentukan oleh perkembangan
kapitalisme sendiri. Nicos Poulantzas berpendapat bahwa partisipasi langsung
para anggota kelas penguasa tidak perlu menentukan tindakan-tindakan negara.
bahkan, ia mengatakan bahwa negara kapitalis hanya dapat melayani kepentingan-kepentingan
kapitalis dengan baik hanya jika para anggota kelas ini tidak berpartisipasi
menjadi aparat negara. Para strukturalis politik seperti Althusser dan
Poulantzas berfokus pada mekanisme-mekanisme penindasan dan ideologi negara
serta cara mereka menyediakan suatu struktur tertata bagi kapitalisme. Hal ini
berlawanan dengan pendekatan strukturalis ekonomi yang contoh-contohnya dapat
ditemukan dalam tulisan Bran, Sweezy, dan O’Connor. Selain itu, juga terdapat
upaya untuk mengembangkan analisis ekonomi dunia yang diperkenalkan
Wallerstein.\
Pembahasan dalam Kritikalisme sepertinya berada di bawah kendali studi kritis
Frankfurt dan studi kritis awal Mrax dan para pengikutnya yang konsentrasi
kepada sifat-sifat suprastruktur, kegiatan-kegiatan negara, ideologi, dan
kesadaran kelas. Aliran kritis ditarik dari karya awal Marx yang menyerang
Hegel. Hegel membedakan institusi-institusi negara dengan institusi-institusi
masyarakat sipil atau pribadi namun menunjukkan bahwa pemisahan antara keduanya
dapat diatasi, satu pernyataan keliru menurut Marx. Marx percaya bahwa negara
terpisah dari masyarakat sipil dan organisasi borjuis mengadopsinya demi
perlindungan properti dan kepentingan-kepentingannya.
Esping Andersen, Friedland, dan Wright memperluas keterkaitan antara perjuangan
kelas, struktur-struktur negara, dan kebijakan-kebijakan negara. mereka menguji
cara-cara perjuangan kelas membentuk struktur negara dan cara-cara struktur
negara membentuk perjuangan kelas. Mereka juga mengamati bagaimana
kebijakan-kebijakan negara membentuk dan dibentuk oleh tuntutan-tuntutan yang
muncul dalam perjuangan kelas. Hal inilah yang dibahas dalam statisme dan
perjuangan kelas. Offe menguji struktur dan kewenangan dalam
masyarakat-masyarakat kapitalis liberal dan berpendapat bahwa
institusi-institusi politik hendaknya dianalisa dalam pengertian kelas. Karya
James O’Commor mengurusi hubungan internal negara dengan
kontradiksi-kontradiksi proses akumulasi. Ia juga menganalisis hubungan antara
perjuangan kelas dan struktur internal. Secara khusus ia mengamati bagaimana
perjuangan kelas membatasi kemampuan negara untuk merasionalisasi kapitalisme
dan bagaimana struktur-struktur negara berlaku sebagai penghalang tantangan
kelas pekerja. Isu-isu analisis kelas yang dibahas diantaranya peran negara dan
kelas penguasa, kategori analisis kelas, tingkat-tingkat konseptualisasi kelas,
hubungan basis dengan suprastruktur, dan implikasi-implikasi formasi-formasi
sosial prakapitalis dan kapitalis.
Komentar
Posting Komentar